Tuesday, April 23, 2013

Perjalanan Menuju Madinah, Part 2

Assalamu'alaikum.
Mau nyambung sama tulisan yang kemarin tentang perjalanan menuju Madinah.

Salah satu sudut Masjid Nabawi, sebelum subuh.
Nah setelah sampai di Madinah jam 4.00 pagi di terminal Saptco. Saya bingung, karena ini adalah kali pertama saya ke Madinah, jadi saya tidak tahu dimana letak Masjid Nabawi. Akhirnya saya menanyakan kepada supir yang juga orang Indonesia.

Alhamdulillah dengan senang hati beliau menunjukan jalan menuju Masjid Nabawi. Dan ternyata menara Masjid Nabawi juga terlihat dari terminal ini. Setelah berpamitan, saya berjalan menuju Masjid yang memang tidak begitu jauh, mungkin sekitar 400 meter saja.

Di sepanjang jalan banyak penginapan yang temen saya bilang Dar. Dibawah hotel. Harganya semalam dibawah SAR100. Dan memang banyak calo yang nawarin kamar. Merka bilang hujrah? yang artinya kamar?

Pelataran Masjid Nabawi di pagi hari.
Saya waktu itu juga nyari kamar, tetapi saya lebih memilih untuk ke Masjid dulu. Masih ada waktu buat sahalat tahajjud.

Sesampainya di Masjid saya langsung ke tempat wudhu dan toilet yang terletak di bawah tanah. Hampir sama dengan di Masjidil Haram, tetapi disini lebih bersih dan lebih terawat. Menyenangkan karena membuat lebih nyaman dalam beribadah.

Saya kemudian mengganti pakaian dengan baju koko. Ah tau kali ya ente apa itu baju koko. He he ...

Ketika saya mau masuk Masjid, saya kamudian dihadang sama penjaga. Katanya saya tidak boleh membawa tas. Saya lebih baik masuk lewat pintu utama. Karena penjaga ini tidak mau mengizinkan saya masuk dengan tas gendong yang berukuran sedang.

Saya ambil ini di depan hotel Hilton Madinah.
Di pintu utama, banyak jamaah juga yang masuk. Sehingga saya pura-pura tidak tahu klo saya tidak boleh membawa tas dengan ukuran yang lumayan besar ke Masjid. Hal ini saya mengerti karena di Masjidil Harom juga kita tidak diperbolehkan membawa tas. Namun disini lebih ketat dibandingkan dengan disana.

Katanya sih ornamen di Masjid Nabawi ini kebanyakan terbuat dari emas. Saya perhatikan dan warnanya memang emas. Soal keasliannya, saya kurang tahu. :D


Bertemu dengan Pak Muhammad Fahmi.

Setelah salat subuh, disamping saya duduk seorang bapak yang juga Indonesia. Bapak tersebut kemudian saya kenal dengan Pak Fahmi. Beliau adalah seorang ketua rombongan jama'ah dari Indonesia. Alhamdulillah dari beliau saya banyak diberi tahu tentang kota Madinah, cara berjiarah. Tentang bagaimana caranya menuju Raudoh Min Riadatil Jannah. Tentang dulu Masjid Nabi ini pernah terbakar dan kemudian di renovasi oleh sahabat. Mana saja bangunan asli dari masjid ini. Alhamdulillah banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari Pak Fahmi.

Beliau memberi tahu jika ingin berjiarah lebih baik ngeteng naik taksi. Jangan ikut omprengan biar santai. Jalurnya Masjid Quba --- Jabal Uhud --- Masjid Qiblatain --- Khandak --- Masjid Sab'a. Naik taksi tawar aja. Kata beliau paling sekitar SAR10.

Beliau juga kemudian menunjukan hadits Nabi Saw yang tertullis di dinding Masjid Nabawi ini. Pahala shalat di Masjid ini sama dengan pahala 1000x dari shalat di Masjid yang lain, kecuali di Masjidil Harom.Shalat di Masjidil Harom itu pahalanya 100.000x dibanding masjid yang lain.

Perataran Masjiid Nabawi di siang hari. 
Masjidil Harom 100.000x
Masjid Nabawi 1000x

Nah 100.000x itu sama dengan 55 tahun, 6 bulan, 20 hari.
Klo 1000x itu berapa hayo? (Ini Pak Fahmi gak ngasih tahu, jadi saya juga gak hitung)

Dan akhirnya saya berpisah dengan Pak Fahmi karena saya mau nyari sarapan. Oh ia, ketika di Masjid, lebih baik ingat-ingat dimana kita menyimpan sendal, bila tidak kejadiannya akan seperti Pak Fahmi. Sendal beliau hilang entah dimana. Mungkin terbawa atau mungkin lupa dimana menyimpannya. :)

Segitu dulu ya,
Nanti InsyaAlloh saya sambung lagi ceritanya.
Masih banyak yang perlu saya ceritakan.

Dadah!
Assalamu'alaikum.







0 comments:

Post a Comment

 
;